TAHBISAN 9 DIAKON BARU
Ke-9 Diakon baru yang ditahbiskan Mgr Robertus Rubiyatmoko berfoto bersama. (Foto: dok.)
Di tengah situasi
tak menentu akibat pandemi corona, Mgr Robertus Rubiyatmoko Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang menahbiskan 9 diakon dari diosesan dan kongregasi/ordo, Jumat
(23/20/2020). Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, acara tahbisan yang
berlangsung di kapel Seminari Tinggi St Paulus Kentungan Yogyakarta ini hanya
dihadiri oleh beberapa keluarga tertahbis dan para imam.
Perayaan
Ekaristi Tahbisan Diakon ini dipimpin oleh Bapa Uskup didampingi Rama
Vincentius Indra Sanjaya Pr (staf Seminari Tinggi St Paulus) dan Rama Andreas
Sugijopranoto SJ (rektor Kolese St Ignatius Yogyakarta).
Ke-9
diakon tertahbis tersebut adalah Diakon Gregorius Prima Dedy Saputro (Diosesan KAS)
dari Paroki Kalasan, Diakon Yohanes Dwi Andri Ristanto (Diosesan KAS) dari
Paroki Boro, Diakon Vincentius Ferrera Dhanarjaya MSF (kongregasi MSF) dari
Paroki Mater Dei Madiun, Diakon Hugo Bayu Hadiwibowo SJ (ordo Serikat Yesus) dari
Paroki St. Anna Jakarta, Diakon Alfonsus Ardi Jatmiko SJ (ordo Serikat Yesus) dari
Paroki Gedangan, Diakon Aluisius Dian Permana SJ (ordo Serikat Yesus) dari
Paroki Girisonta, Diakon Martinus Juprianto Bulu Toding SJ (ordo Serikat Yesus)
dari Paroki Banjarmasin, Diakon Blasius Hide Waton MSA (tarekat Misionaris Para
Rasul Kudus) dari Paroki Larantuka, dan Diakon Yohanes Febi Toring MSA (tarekat
Misionaris Para Rasul Kudus) dari Paroki Maumere.
Tema
tahbisan diakon yang dipilih adalah ‘Inilah aku. Utuslah aku’ yang diambil dari
kitab Yesaya 6:8.
Dalam
homili Bapa Uskup, menanyakan kepada ke-9 diakon tentang arti tema tersebut.
Mewakili teman-temannya Frater Dedy Saputro menjawab pertanyaan itu, “Tema
tersebut memiliki arti kesiapsediaan kami calon tertahbis kepada Bapa Uskup
atau pemimpin kami tentang pelayanan apapun dan di manapun, untuk melayani dan
diutus.”
Selanjutnya
Bapa Uskup menguraikan makna yang terkandung dari tema itu. Menurut Mgr
Rubiyatmoko, ada 3 hal tersirat dari tema tersebut. Pertama, da kehendak bebas
yang muncul dari dalam hati untuk melakukan pelayanan kepada Tuhan dan manusia.
Inilah yang membuahkan sukacita dan kebahagiaan.
Kedua,
tidak pilih-pilih. Terserah Tuhan mengutus melalui pimpinan. Hal ini menuntut
ada keterbukaan untuk lepas bebas, karena bukan untuk kepentingan sendiri
melainkan untuk kemuliaan Allah dan umat manusia.
“Ketiga,
ada kesiapsediaan dan kerelaan untuk berjuang dengan sekuat tenaga demi
kemuliaan Allah dan keselamatan umat manusia. Artinya ‘aku mau melayani dengan
sepenuh hati dan sekuat tenaga’,” papar Bapa Uskup.
Inti
upacara tahbisan diakon ini ada 2 tahap. Pertama adalah penumpangan tangan Bapa
Uskup kepada calon diakon. Dan kedua, doa tahbisan yang diucapkan oleh Bapa
Uskup.
Upacara tahbisan diakon ini disiarkan langsung melalui live streaming oleh Komsos KAS dalam channel youtube selama lebih dari 2 jam. # Elwin
Tidak ada komentar