Vikep Baru Kevikepan Semarang: “Kok Saya, Bapa Uskup?”
![]() |
Rama FX Sugiyana Pr bersama Bapa Uskup usai pelantikan. |
Per 1 Agustus 2020, Kevikepan Semarang digembalakan
oleh Vikep (Vikaris Episkopal) yang baru. Adalah Rama FX Sugiyana Pr, sang
Vikep Semarang baru yang menggantikan Rama Antonius Budi Wihandono Pr yang
menjalankan perutusan baru sebagai
misionaris domestik di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Inikah sebuah cita-cita?
Ataukah sebuah kejutan? Atau sebuah perutusan baru?
“Saya sama sekali tidak menyangka, saya akan mendapat mutasi di tahun ini; apalagi menjadi vikep,” ucap Rama FX Sugiyana Pr mantan direktur PPSM (Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan) ini.
Menurutnya, mutasi ini tak disangka.
Kebetulan SK sebagai direktur PPSM baru
akan berakhir tahun 2021 besok. Karenanya tahun 2020 ini masih ada
beberapa hal yang sebenarnya akan dilakukannya di PPSM, yaitu pembenahan,
penyempurnaan dan pengembangan PPSM. Ternyata ada SK baru untuknya lebih awal.
“Memang rasanya tidak percaya dan seperti
mimpi ketika saya diangkat menjadi Vikep. Ada rasa bersyukur, bangga dan
bahagia tetapi juga ada rasa tidak pantas untuk menjalankan tugas ini. Ketika
membayangkan peran vikep, rasanya ada banyak keterbatasan dalam diri saya. Maka
macam-macam pikiran muncul, apa yang bisa saya lakukan. Pikiran itu muncul pula
dalam doa dan saat merayakan Ekaristi. Akhirnya saya hanya bisa berserah pada
rencana Tuhan. Saya yakin Tuhan menolong dan melengkapi apapun yang saya
butuhkan untuk menjalankan tugas,” kata imam yang ditahbiskan tahun 1999.
Rama Sugiyana pun bertutur, “Tanggal 17
Juli 2020 siang hari, saya dihubungi via WhatsApp
oleh Bapa Uskup. Waktu itu saya sedang berkeliling mengecek pembuatan srundeng
dan pemasangan paving halaman. ‘Lagi apa Rama, lagi marut kelapa?’, itulah perkataan awal Bapa Uskup. Saya jawab bahwa
saya lagi keliling melihat pembuatan srundeng dan kering tempe serta mengecek
pemasangan paving. Mendengar jawaban saya, Bapa Uskup melanjutkan perkataan: ‘Itu
untuk tinggalan saja ya, untuk warisan di PPSM’.
Lanjutnya, “Kata-kata itu langsung saya
tangkap bahwa saya akan dipindah dari PPSM. Saya langsung menjawab ‘siap’. Bagi
saya ketaatan pada Uskup adalah bagian dari hidup imamat saya, selaku pembantu
Uskup dalam karya penggembalaannya. Saya siap dipindah dan diberi tugas baru.
Kebetulan di PPSM, saya sudah 8 tahun lebih.”
Lalu Bapa Uskup menjelaskan bahwa ia
dipindah ke Semarang untuk menggantikan Rama Antonius Budi Wihandono menjadi
Vikep Semarang. Mendengar penjelasan itu, ia kaget, tidak menduga; tiba-tiba
keringat dingin pun muncul.
Spontan Rama Sugiyana menjawab, “Kok saya,
Bapa Uskup? Apakah saya bisa menjalankan tugas ini?”
Bapa Uskup pun menjelaskan bahwa ia sudah
memiliki beberapa pengalaman yang mendukung tugas sebagai vikep.
Keterlibatannya di Dewan Pastoral Keuskupan, Tim Visitasi, Tim Supervisi,
Tribunal pasti sangat membantu pelaksanaan tugas sebagai vikep. Entah nada guyon
atau tidak, Bapa Uskup mengatakan bahwa beliau sudah ngincer (Rama Sugiyana) dari dulu. Akhirnya setelah
dijelaskan dan diteguhkan, Rama Sugiyana menjawab, “Siap Bapa Uskup. Saya akan
mencoba. Mohon doanya.”
Bapa Uskup memberkati Rama FX Sugiyana Pr sebagai Vikep Kevikepan Semarang.
Pelantikan
Hari Rabu, tanggal 5 Agustus 2020, setelah mendengarkan
timbang terima Vikep sebelumnya pada pukul 11.45 diadakan pelantikan Vikep
Semarang. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Mgr Robertus Rubiyatmoko di Kapel St
Ignatius Loyola, Rumah Uskup. Hadir dalam misa tersebut anggota Kuria, Rama A
Budi Wihandono, karyawan Kevikepan Semarang dan perwakilan karyawan PPSM. Total
ada 12 orang yang hadir.
Dalam pelantikan tersebut, Rama Sugiyana
mengucapkan janji setia kepada Uskup dalam menjalankan tugas perutusan. Selanjutnya
dikenakan salib di dada sebagai melambangkan tanggung jawab penggembalaan yang
harus dijalani sekalipun tidak selalu mudah. Dikenakan pula sabuk hitam melambangkan
keterikatannya pada tugas pelayanan di tingkat kevikepan.
“Saya ikut bertanggung jawab atas
pengembangan pastoral Kevikepan Semarang bersama para rama paroki, Dewan
Pastoral Kevikepan, Dewan Pastoral Paroki dan rekan-rekan imam, biarawan-biarawati.
Satu pesan yang disampaikan Bapak Uskup kepada saya dalam pelantikan tersebut
adalah bisa melayani dengan belas kasih dan melanjutkan apa yang baik dari
penggembalaan vikep sebelumnya,” ucap Rama Sugiyana.
Arah Pastoral
Terkait arah pastoral di Kevikepan
Semarang, Rama Sugiyana mengatakan bahwa dua tahun ini ada penataan pastoral di
KAS ini dan Bapa Uskup menetapkan agar Kevikepan menjadi Pusat Kegiatan
Pastoral. Saat ini sedang diolah pedoman pastoralnya. Dewan Pastoral Keuskupan
juga sedang mengolah pedoman pelayanannya karena keputusan uskup tentang
kevikepan itu mengubah struktur, peran dan dinamika Dewan Pastoral Keuskupan.
“Maka selaku vikep, saya pertama-tama akan
menjalankan tugas pokok seorang vikep, yaitu mewakili kehadiran Uskup di
wilayah Kevikepan Semarang, menjadi Ordinaris Wilayah dan menjadi pengembang
pastoral kevikepan bersama Dewan
Pastoral Kevikepan. Kedua, mengoptimalkan tata pelayanan kevikepan sebagai
Pusat Kegiatan Pastoral dengan menyempurnakan pedoman pastoralnya, menyiapkan
tenaga-tenaga pastoralnya dan merencanakan bentuk-bentuk pelayanannya yang
kontekstual di tengah kemajuan teknologi dan di dalam situasi adaptasi
kebiasaan baru akibat pendemi.”
Lanjutnya, ketiga, mengimplementasikan
ARDAS VIII dalam gerak pastoral di tingkat kevikepan, paroki dan
komunitas-komunitas. Menyiapkan orang-orang untuk berpartisipasi secara kreatif
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai ARDAS. Keempat, enam
bulan pertama ini, bersama gugus tugas di tingkat keuskupan dan paroki-paroki
membuat pendataan dampak-dampak covid-19 bagi umat, membuat langkah-langkah
konkret mencari solusi dan terobosan pastoral yang tanggap keadaan.
Rama FX Sugiyana Pr bersama Bapa Uskup dan Kuria KAS setelah pelantikan di Kapel St Ignatius, Rumah Uskup.
Pesan bagi Umat
Rama Vikep berpesan dan mengajak umat Kevikepan
Semarang untuk bersama-sama mensyukuri iman yang kita miliki dan paguyuban yang
kita hidupi. Dalam iman, pengalaman suka duka, kegelisahan dan pengharapan yang
kita alami, terutama di dalam masa pendemi ini akan membentuk kita menjadi
pribadi yang lebih tangguh, kuat, dan tidak putus asa untuk terus melangkah
dengan harapan sambil mencari cara-cara baru untuk bertahan hidup. Di mana ada
niat, disitu ada berkat; di mana ada usaha di situ ada karunia; di mana kita
selalu beriman, di situ ada pengharapan.
“Kita akui pendemi membuat kita berhadapan
dengan banyak keterbatasan. Terbatas untuk bergerak, berjumpa, beraktivitas.
Dalam banyak aktivitas, termasuk aktivitas rohani, segalanya dilakukan secara
online. Semoga kita tetap menjaga pentingnya nilai paguyuban, communio dan kebersamaan. Ekaristi
online hanya menjadi solusi di tengah pendemi. Maka apabila telah
diselenggarakan Ekaristi secara offline,
kita perlu mendukungnya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Dengan
demikian kita bisa merasakan bersama
Ekaristi memiliki nilai sakramental dan communal,” pesan Rama Vikep. # Elwin
Tidak ada komentar