Program Pembangunan Huntara (Hunian Sementara) KARINA KAS
“Merupakan suatu
kebanggaan dan kebahagiaan karena ada dari KARINA KAS yang memberikan bantuan,
tanpa embel-embel. Saya atas nama
Pemerintah Kabupaten Sigi, mengucapkan terimakasih,” ungkap H Iskandar Nongtji,
Assiten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi yang mewakili Pemerintah Kabupaten
Sigi, dalam seremonial serah terima 50 unit huntara (hunian
sementara) atau rumah sementara dari KARINA KAS, untuk warga yang masih
mengungsi akibat gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah.
![]() |
Rama Martinus Sutomo Pr (kiri) menyerahkan secara simbolis 50 unit Huntara kepada H Iskandar Tongtji mewakili Bupati Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. |
S
|
UDAH
hampir 9 bulan banyak warga yang terdampak gempa bumi, likuefaksi dan tsunami itu
tinggal di tenda-tenda darurat, termasuk warga dari Desa Jonooge, Desa Mpanau,
Desa Lolu, Desa Pombewe dan Kelurahan Petobo. Mereka tinggal di kompleks
pengungsian Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi
Sulawesi Tengah. Jumlah mereka mencapai 102 KK atau sekitar 450 jiwa.
Mereka sudah
tidak dapat kembali lagi ke kampung halaman mereka, karena desa mereka sudah
tidak layak huni. Bahkan ada desa yang mengalami kerusakan sangat parah,
permukaan tanah turun, terbelah ataupun bergeser ke lain tempat. Akibatnya,
banyak rumah dan sawah ladang yang tenggelam dan hilang dari tempat semula. Maka
mereka tidak hanya kehilangan keluarga, rumah dan tanah mereka, namun juga
kehilangan pekerjaan, terutama para petani.
Hal itulah yang
menyebabkan mereka harus pergi dan mengungsi ke tempat lain. Mereka harus
tinggal di tenda-tenda darurat, sambil menunggu hunian sementara dari
pemerintah, yang sampai saat ini juga belum bisa memenuhi semua kebutuhan yang
ada. Bahkan H Iskandar Nongtji, yang mewakili Pemerintah Kabupaten Sigi
menyebutkan, “Jika huntara ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sigi, adalah
suatu yang mustahil, karena begitu besarnya bencana yang terjadi di sini.”
Pemerintah sendiri masih fokus pada pembangunan infrastruktur atau fasilitas
umum (jalan dan bangunan/perkantoran pemerintah) yang juga belum selesai dan
membutuhkan banyak dana.
Respon
KARINA KAS
KARINA KAS sebagai
perpanjangan tangan dari Gereja Keuskupan Agung Semarang tergerak hati untuk
membantu para warga yang masih mengungsi tersebut. KARINA KAS membangun hunian
sementara (huntara) untuk mereka, agar mereka dapat melanjutkan hidup
sehari-hari dengan lebih layak, aman, nyaman dan bermartabat. Hunian tersebut
diberikan per keluarga.
Beberapa
keluarga, ada yang sudah tidak lengkap lagi seperti dahulu. Ada yang tinggal
ayah dan anak-anaknya, ada yang tinggal nenek dan cucunya, dan ada pula yang hanya
suami istri.
Pembangunan
huntara dilaksanakan dalam dua periode. Pada periode pertama, KARINA KAS
menyerahkan 50 unit huntara siap huni untuk 50 KK. Prioritas utama adalah
mereka yang memiliki anggota keluarga lanjut usia, ibu hamil, menyusui dan
anak-anak. Huntara dibuat menggunakan bahan rangka baja ringan, atap spandex,
dinding kalsiboard grc, dengan lantai dicor beton. Huntara berdiri di atas cor beton
berukuran 6x7 meter persegi. Sedangkan ukuran huntara sendiri 5x4 meter
persegi. Huntara sudah disekat menjadi 3 ruang: ruang tamu, ruang tidur, dan
dapur; dengan dua pintu dan tiga jendela.
Serah
Terima 50 Huntara
Acara serah
terima huntara tahap pertama dilaksanakan hari Jumat, 17 Mei 2019, pukul 16.00
WITA, dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Acara ini dilaksanakan di
kompleks pengungsian dan dihadiri
sekitar 250 orang, baik warga penerima huntara maupun tamu undangan (pemerintah
desa, kecamatan, kabupaten dan PMI). Hadir juga Matteo dari Caritas Italiana
dan Rama Joy Derry Pr (Direktur Caritas PSE Manado), dan beberapa LSM.
“Alhamdulillah, hari ini 50 KK sudah
dapat menikmati hunian sementara yang dibangun Yayasan KARINA KAS,” ungkap
Ruslan, Camat Sigi Biromaru. Hal senanda disampaikan oleh H Iskandar Nongtji,
Assiten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi yang hadir mewakili Bupati Kabupaten
Sigi. Secara simbolik Direktur KARINA KAS, Rama Martinus Sutomo Pr menyerahkan
50 unit huntara kepada pemerintah dan warga, disaksikan oleh para hadirin.
![]() | |
|
“Alhamdullilah, sudah ada 50 KK unit
huntara terbangun. Warga kami sudah menghuni huntara sekarang, setelah 8 bulan
hidup di tenda,” ungkap Haris, Koordinator Posko. Rasa bahagia juga diungkapkan
oleh Darpan (42 th), pengungsi dari Desa Jonooge,
Adadia (69 th),
pengungsi dari Desa Lolu, merasa bersyukur mendapatkan huntara. “Alhamdulilah, senang sudah dapat huntara.
Selama ini kami cuma bisa berdoa, kapan bisa dapat huntara, terimakasih,”
ungkapnya sambil memeluk cucunya.
Sementara itu, 52
KK yang lain, yang juga tinggal di kompleks pengungsian Desa Pombewe ini, masih
tinggal di tenda-tenda, sampai awal bulan Juni 2019 lalu. KARINA KAS
bekerjasama dengan Caritas PSE Manado, Caritas Regio Jawa dan Caritas Italiana,
serta dukungan dari PMI Kabupaten Sigi, melanjutkan pembangunan huntara periode
kedua untuk 52 KK tersebut. Lokasi pembangunan bersebelahan dengan 50 unit
huntara pertama.
![]() |
Salah satu keluarga terdampak gempa, tersenyum lega ketika menempati Huntara yang dibangun oleh Karina KAS. |
Gereja
di Tengah Masyarakat
Pembangunan huntara
ini merupakan salah satu upaya Gereja untuk hadir dan terlibat dalam kehidupan
masyarakat, dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat terutama
yang miskin dan menderita (bdk. GS 1). Dengan kehadiran dan keterlibatan ini,
Gereja tidak hanya menampilkan diri dalam hal rohani/Illahi (adikodrati),
melainkan juga menampilkan diri dalam hal manusiawi (kodrati).
Bapa suci Paus
Fransiskus juga mengingatkan agar Gereja tidak hanya sibuk dengan diri sendiri,
melainkan juga keluar menjumpai masyarakat khususnya sesama yang menderita
(bdk. EG 46). Di sana Gereja akan menemukan kehadiran Allah dalam diri
orang-orang miskin dan menderita (Mat 25:34-40). Karena dalam sesama yang
miskin, Gereja melihat wajah Kristus yang lapar dan miskin.
Pelayanan dan
perhatian Gereja terhadap mereka yang miskin dan menderita, sama pentingnya
dengan pelayanan sabda dan sakramen. Hal itu ditekankan oleh Paus Benediktus
XVI, “Gereja tidak melalaikan pelayanan kasih, sebagaimana pula dia tidak dapat
melalaikan pelayanan sabda dan sakramen” (DCE 22).
Pada kesempatan
ini, KARIKA KAS berterimakasih kepada para Bapa Uskup, Rama, Suster, Bruder dan
seluruh umat Keuskupan Agung Semarang atas gerakan solidaritasnya untuk warga
terdampak bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Palu, Sigi dan Donggala). #
Martinus Sutomo, Pr (karinakas.or.id.)
![]() |
Saat proses pembangunan Huntara Karina KAS sedang dilakukan. |
Tidak ada komentar