Gayeng-nya Ngopi Lintas Agama
![]() |
ORANG MUDA: Rama Didik SJ bersama orang muda lintas agama usia ‘ngopi’
bersama.
(Foto: dok.)
KEMERDEKAAN Republik Indonesia merupakan rahmat yang pantas
disyukuri dan dijaga terus menerus oleh seluruh komponen bangsa dan negara
Indonesia. Untuk itu, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Kevikepan
Semarang dan Komisi Kepemudaan (Komkep) Kevikepan Semarang bekerja sama dengan
Persaudaraan Lintas Agama Kota Semarang dan Gusdurian mengadakan acara ‘Ngopi
Srawung Orang Muda Lintas Agama’.
Kata ‘Ngopi’
diartikan sebagai Ngobrol Perdamaian Indonesia. ‘Srawung’ merupakan kata dari bahasa
Jawa yang artinya bergaul akrab. Maka dari acara ini diharapkan orang-orang
muda lintas agama dari berbagai tempat dapat bergaul akrab untuk selalu
memperhatikan perdamaian Indonesia. Acara Ngopi ini diadakan di halaman Gereja
St Theresia Bongsari Semarang, Sabtu 17 Agustus 2019.
Upaya
membangun keakraban dilakukan dengan mengadakan lomba-lomba permainan yang
menarik, seperti karet wajah, estafet karet gelang, makan krupuk dan balap
karung. Usai lomba, para peserta berbincang dalam sarasehan dengan pembicara
Dewi Prasida -sosok yang dikenal sebagai gadis berjilbab yang bersalaman dengan
Paus Fransiskus di Vatikan ketika belajar soal kerukunan beragama- dan Setyawan
Budi.
Dalam
kesempatan itu, Dewi mengungkapkan perjuangannya untuk membangun kerukunan
penuh tantangan. Ia pun tidak lepas dari kecurigaan dan komentar negatif atas
aktivitas bersama dengan umat beragama lain. “Oleh karena itu, bagi kita yang
masih bisa berpikir waras, marilah kita tiada henti mengajak orang muda untuk
berani mengembangkan semangat toleransi,” pinta Dewi.
SDM Unggul
Sementara itu,
ketua HAK KAS sekaligus kepala Paroki Bongsari Rama Eduardus Didik Chahyono SJ
menyatakan, "Acara ini dapat dijadikan upaya mendukung fokus pembangunan
pemerintah saat ini yang ingin mengembangkan Sumber Daya Manusia agar menjadi
unggul sehingga Indonesia makin maju. Kegiatan ngobrol perdamaian Indonesia ini
diharapkan dapat mencerdaskan orang-orang muda dalam menghayati agama dan
mendewasakan dalam pergaulan dengan teman-temannya yang menghayati agama
berbeda.”
“Dengan
kecerdasan beriman, kedewasaan dan kematangan diri, harapannya orang muda dapat
lebih berkontribusi membangun Indonesia," tegas Rama Didik.
Ngobrol ini makin
meriah oleh tampilan rebana dari Pondok Pesantren Raudhatul Solihin Sayung
Demak, nyanyian dari Vitalen, Remaja Gereja Bongsari dan Tari Sufi dari Pondok
Pesantren Al-Islah.
Hadir dalam
acara itu Bambang Suranggono mewakili Wali Kota Semarang, tokoh lintas agama, mahasiswi-mahasiswa
IAIN Kudus, pemuda Hindu, Budha, Katolik, Kristen dan warga masyarakat. Sebelum
mengakhiri pertemuan Jimmy pengelola E-Coffe berkesempatan untuk berbagi
pengalaman dan informasi terkait dengan kopi, minuman yang sedang digandrungi
banyak orang. Jimmy pun mengajak minum kopi secara sehat. # Elwin
![]() |
REBANA: Tampilan rebana dar Ponpes Raudhatul Solihin Sayung memeriahkan ngopi
bareng.
|
Tidak ada komentar