Gusdurian Adakan Musyawarah Komunitas II di Bongsari
Komunitas
Gusdurian Semarang mengadakan Musyawarah Komunitas II bersama 40 pemuda-pemudi
dan pegiat lintas iman Semarang, di Gereja Santa Theresia, Bongsari, Semarang,
Jumat (15/3) malam.
![]() |
MUSKOM II: Para peserta Musyawarah Komunitas II bersama Rama Didik
SJ (jubah putih) dan Rama Budi Pr (tengah). (Foto: dok.)
ACARA ini dihadiri
pemuda-pemudi dari berbagai kampus, seperti UIN Walisongo, UNNES, UNWAHAS,
UNIKA Soegijapranata, dan sebagainya. Datang juga pegiat lintas iman Semarang,
seperti Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (HAK KAS) Rama Eduardus Didik Chahyono SJ, Rama Aloys Budi Purnomo Pr
sebagai Pembina Gusdurian Semarang, dan Yunantyo Adi Setyawan selaku Presidium
Gusdurian Jateng DIY.
“Pemikiran dan perjuangan Gus Dur sebagai
pejuang kemanusiaan harus senantiasa kita teladani, terutama semangatnya
menjaga kerukunan dalam keberagaman,” papar Rama Budi.
Sedangkan Yunantyo menambahkan dalam
sambutannya bahwa Gus Dur selalu hadir pada kelompok-kelompok masyarakat
pinggiran, termasuk dalam kasus Kendeng. Itu pula yang menyebabkan Alissa
Wahid, anak sulung Gus Dur selalu menemani masyarakat Kendeng yang sampai
sekarang kasusnya belum selesai.
Pertemuan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB
sampai menjelang tengah malam. Ada dua agenda besar pembahasan untuk
keberlanjutan jaringan, yaitu reorganisasi kepengurusan dan penyusunan program
kerja dalam periode 2019-2021.
Pemilihan koordinator baru dilaksanakan karena
Abdul Ghofar, selaku koordinator sebelumnya telah mengakhiri masa jabatan
periode 2017-2019. Melalui voting atau pemungutan suara secara demokratis,
terpilih koordinator baru yaitu Muhammad Sajidin.
Sedangkan dalam sidang program kerja bidang
keorganisasian terdapat pembentukan tiga devisi baru yaitu, devisi kaderisasi,
devisi kajian dan media, serta devisi gerakan sosial. Pada periode mendatang, komunitas Gusdurian
Semarang aka berfokus pada isu toleransi, kebebasan beragama, agraria, dan
gender.
“Saya berharap Gusdurian Semarang bisa
terlibat aktif dalam gerakan sosial keagamaan di Semarang dan sekitarnya, dan
juga dapat memperluas jangkauan kaderisasi pada kalangan milenial lintas agama
agar dapat menjadi pelopor perubahan sosial,” ujar Abdul Ghofar.
Menanggapi
pelaksanaan Musyawarah Gusdurian, Rama Didik SJ yang juga kepala
Paroki Bongsari mengungkapkan, ”Kami gembira Musyawarah Gusdurian diselenggarakan di aula Gereja St
Theresia Bongsari. Kami pun bangga ketika mengetahui bahwa peserta Gusdurian
merangkul orang-orang muda lintas agama. Hal ini semakin memantapkan bahwa Gus
Dur merupakan sosok Guru Bangsa yang pemikiran dan gerakkannya pantas terus
dilanjutkan oleh masyarakat Indonesia.” # Elwin
Tidak ada komentar