Dewan Paroki Atmodirono Ikuti Workshop Propel
Merancang atau menyusun Program Pelayanan atau
Propel yang benar menjadi sebuah keharusan demi perkembangan pelayanan sebuah
paroki. Bertolak dari keyakinan ini Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang
melalui tim kerja (timja) Litbang (Penelitian dan Pengembangan)
menyelenggarakan workshop yang
bertema ‘Belajar bersama Katimja: Merancang Propel yang Proper’. Hadir
narasumber tunggal P Eko Imam Slamet dari Tim Kevikepan Semarang.
![]() |
SELARAS: Narasumber P Eko Imam
Slamet menegaskan pentingnya menyelaraskan program pelayanan paroki dengan
RIKAS, Ardas, dan Fokus Pastoral KAS. (Foto: Elwin)
Kegiatan yang diikuti 52 peserta
dari ketua Bidang bersama Katimja (Ketua Timja) ini diselenggarakan pada hari
Minggu (17/3) di Hotel Kesambi Semarang.
Kepala Paroki Rama Petrus
Santoso Pancaprasetyo MSF berharap, dengan workshop ini para ketua bidang dan
ketua timja mampu merancang propel satu tahun yang selaras dengan fokus
pastoral Keuskupan Agung Semarang (KAS). “Dengan demikian kegiatan yang kita
lakukan sungguh-sungguh sejalan dengan program-program KAS,” harap Rama
Santoso.
Mengawali workshop ini, Eko Imam
memaparkan tentang grand design
pastoral KAS hingga 2015 yang tertuang dalam RIKAS (Rencana Induk Keuskupan
Agung Semarang). Hal yang mau dicapai RIKAS adalah terwujudnya peradaban kasih
dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat, dan beriman.
“Dari RIKAS ini kemudian di-breakdown dalam Arah Dasar (Ardas) 5
tahunan. Sekarang kita berada Ardas periode 2016-2020 dengan tagline Gereja yang Inklusif, Inovatif,
dan Transformatif. Dan dari Ardas diurai lagi setiap tahunnya dalam Fokus
Pastoral,” urai Eko.
Maka dalam merancang program
pelayanan hendaknya kita menyelaraskan dengan RIKAN, Ardas, dan Fokus Pastoral
dari KAS, tandasnya.
Usai paparan ini peserta diajak
untuk belajar menyusun satu program pelayanan di tahun mendatang.
Susun Homili
Sementara itu, demi meningkatkan kualitas dalam
melayani umat, tim kerja (timja) Prodiakon Atmodirono mengadakan kegiatan
belajar cara menyusun homili yang baik dan benar. Pelatihan yang diadakan dalam
pertemuan bulanan prodiakon Senin II ini dipandu oleh tim Penerbit dan
Percetakan Pohon Cahaya Yogyakarta. Tak kurang dari 55 prodiakon mengikuti
kegiatan ini.
Tim Pohon Cahaya terdiri 5 orang dan dikomandani Al
Amin Susanto seorang katekis senior di Keuskupan Agung Semarang. Amin dengan
gayanya yang kocak memberikan pembekalan berhomili dengan bahasa sederhana
sehingga mudah dipahami para prodiakon.
Posisi tempat duduk dalam pelatihan ini dibuat
berbeda. Amin menghendaki supaya posisi kursi peserta dibuat berbentuk letter
U. Dengan posisi ini diharapkan komunikasi dan interaksi pemandu dan peserta
dapat berjalan dengan baik. Dan memang benar. Amin sebagai pemandu dapat
berkomunikasi kepada hampir semua peserta.
Dalam paparan awal, Amin mengajak para peserta untuk
menyadari tugas dan perutusan sebagai prodiakon. Menurut Amin, pada dasarnya
tugas dan perutusan prodiakon itu membantu dan mengambilbagian dalam tugas dan
perutusan Bapa Uskup. Karena setiap prodiakon diangkat oleh Bapa Uskup.
Selanjutnya Amin mengajak peserta masuk kepada tahap
awal penyusunan homili. Namun karena keterbatasan waktu, kegiatan pelatihan ini
dilanjutkan pada bulan Mei mendatang. # Elwin
Tidak ada komentar