Temu Pastoral 2019
Januari
kiranya menjadi bulan awal bagi Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang
(DKP KAS) untuk merumuskan arah pastoral selama setahun ke depan. Itulah yang
terjadi selama 2 pekan di PPSM (Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan) dalam minggu I
dan II. Kegiatan ini bernama Temu Pastoral 2019 atau disingkat Tepas 2019.
DALAM Tepas ini Bapa Uskup
bersama DKP, para rama, dan wakil umat dari 4 kevikepan berkumpul untuk
mendalami dan merumuskan arah pastoral 2019. Ada 4 gelombang Tepas: (1)
Kevikepan DIY (7-9 Januari), (2) Kevikepan Surakarta (9-11 Januari), Kevikepan
Semarang (14-16 Januari) dan (4) Kevikepan Kedu (16-18 Januari).
Tepas 2019 kali ini bertema
‘Umat Allah Kas Mewujudkan Kesejahteraan Umum Dalam Masyarakat Yang Multikultur’.
Tema ini sejalan dengan tekanan pastoral tahun 2019.
Ketua DKP yang juga Vikjen
KAS Rama Yohanes Rasul Edy Purwanto Pr memaparkan acara yang berlangsung dalam
Tepas 2019. Kegiatan ini diawali dengan pemaparan implementasi fokus pastoral
2018 yang lalu, terkait dengan kesejahteraan dan kaderisasi yang disampaikan
oleh Rama Yohanes Krismanto Pr sebagai ketua komisi PSE dan Rama Budi
Purwantoro Pr sebagai ketua komisi K3AS (Kepemudaan). Dan malam harinya ada
penjelasan tentang fokus pastoral 2019 ini.
“Hari berikutnya ada input
narasumber terkait dengan penyadaran politik, artinya di sini edukasi hidup
berdemokrasi. Sesudah itu ada diskusi kelompok yang dilanjutkan dengan pleno. Diskusi
ini menyangkut tentang apa yang akan diwujudkan di paroki atau di rayon dengan
topik atau tema fokus pastoral 2019 ini. Jadi mereka diajak lebih mengonkretkan
atau mendaratkan lagi di tingkat paroki atau rayon sehubungan dengan fokus
pastoral ini. Juga sampai perumusan
program dan target-targetnya,” papar Rama Edy.
Malam hari II diberikan
informasi atau penjelasan tentang kevikepan sebagai pastoral sebagai pusat
kegiatan pastoral oleh Vikep Kedu Rama Alexius Dwi Aryanto Pr, yang juga sebagai
anggota tim ad hoc penataan kevikepan.
Rama Aryanto menjelaskan tentang pedoman dewan pastoral kevikepan. Dan
diteruskan dengan pemantapan atau implementasi pedoman tersebut untuk
masing-masing vikep oleh rama vikep.
Hari III ada kolasi
(perjumpaan rama dan dewan) di tingkat kevikepan yang dipimpin rama vikep yang
berbicara mengenai alur pastoral di kevikepan. Selain itu membahas juga program
di tingkat kevikepan serta bagaimana tata pastoral itu dijalankan selama
setahun ini.
Sebagai gong atau puncak
dari Tepas ini adalah peneguhan dari Bapa Uskup. Yang mau ditegaskan oleh Bapa
Uskup adalah hal-hal yang menjadi atmosfer bagi perjuangan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum itu. Bahwa ada banyak tantangan, tetapi sekaligus ada
kesempatan atau peluang untuk mewujudkannya dengan baik. Misalnya kalau itu
menyangkut tantangan, ada semakin menguatnya intoleransi atau ada semakin
menguatnya ketidakcintaan kepada lingkungan hidup, ada yang dilihat dalam
konteks kemasyarakatan itu ketidakpedulian terhadap perjuangan bangsa ini. Itu
hal-hal yang bisa menghalangi dalam konteks terwujudnya fokus pastoral.
“Maka Bapa Uskup juga menegaskan
hendaknya umat Katolik terus menerus membangun sikap dan semangat terbuka,
srawung, dsb, dan bekerja sama dengan siapapun yang berkehendak baik, untuk
mewujudkan bonum commune atau
kesejahteraan bersama,” ucap Rama Vikjen. # Elwin
Tidak ada komentar