Peserta Desa Damai Wahid Foundation Berkunjung ke Rumah Uskup
Sebanyak
50 peserta perwakilan 2 Desa Damai di Klaten berkunjung ke Rumah Uskup, jalan
Pandanaran 13 Semarang, Selasa (5/3) sore pukul tiga. Kegiatan yang diprakarsai
Wahid Foundation ini diterima oleh Uskup Agung Semarang Mgr Robertus
Rubiyatmoko.
![]() |
DEPAN
KAPEL: Para peserta Desa Damai berfoto bersama di depan Kapel St Ignatius di
kompleks Rumah Uskup.
|
Acara dialog
dibuka oleh Gus Jazuli selaku
Advisor Wahid Foundation untuk memperkenalkan diri dan juga apa saja yang telah
dilakukan dalam misi perdamaian dan pemberdayaan ekonomi. Sembari berdialog, para peserta diperkenankan menikmati
minum dan snack yang telah disediakan. Para peserta juga terkesan dengan para
rama yang bersedia melayani minum dan snack.
Dalam dialog terbuka ini, Mgr Rubiyatmoko memperkenalkan
diri dan menjelaskan tentang karya yang telah dilakukan Keuskupan Agung Semarang dalam
bidang pendidikan, sosial dan juga tentang bentangan wilayah Keuskupan Agung Semarang. Mgr Rubiyatmoko menyinggung juga tradisi
berpuasa dan berpantang dalam tradisi Gereja Katolik karena umat Katolik
akan memasuki masa Prapaskah. Para peserta diperkaya pengetahuannya terkait dengan puasa dan pantang
dalam iman Katolik.
![]() |
DIALOG:
Di Rumah Uskup, peserta Desa Damai berdialog dengan Bapa Uskup. (Foto: dok.)
|
Bapa Uskup mengungkapkan,
”Dengan berpuasa dan
berpantang, umat Katolik berlatih untuk berbelarasa dan makin tergerak untuk
berbagi kasih. Ketika berpuasa dan berpantang, umat Katolik menggunakan dana
konsumsinya untuk melakukan Aksi Puasa dan Pembangunan atau biasa disebut uang APP. Dana
APP tersebut digunakan
untuk membantu kegiatan sosial
tidak hanya sebatas umat Katolik tetapi umat beragama lain pun dapat dibantu juga”.
Setelah cukup berdialog, para peserta berkesempatan mengunjungi Gereja Katedral Semarang. Rama Didik SJ menjelaskan,
”Gereja Katedral menjadi
khas dan berbeda dengan gereja paroki yang lain karena di Gereja Katedral
terdapat tahta Uskup.”
Peserta sangat gembira dapat masuk ke Gereja Katedral,
karena ada di antara peserta
yang sebelumnya pernah diajari larangan masuk ke Gereja. Semua terasa indah dalam kebersamaan dan
saling menyadari bahwa setiap agama memiliki cara masing-masing dalam membangun
perdamaian agar terwujud peradaban cinta kasih.
Sebelumnya dari pagi hingga siang
hari, peserta diajak untuk Masjid Agung Jawa Tengah dan Klenteng Sam Poo Kong.
Di dua tempat ibadah ini mereka berdialog dengan para pengurus. “Dari kunjungan
ini diharapkan para peserta semakin memiliki pandangan yang luas dan positif terhadap
seseorang yang beragama
lain,” ungkap Gus Jazuli. # Liza Zuvita Siku
Tidak ada komentar