OMK Melek Politik
Umat Katolik dalam hidup bernegara
harus menjadi 100% Katolik, 100% Indonesia . Semboyan yang digaungkan
oleh Mgr. Soegijapranata ini sangat relevan pada tahun politik dengan
penyelenggaraan Pemilihan Umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta
wakil-wakil rakyat pada tanggal 17 April 2019 ini.
![]() |
SOSIALISASI PEMILU: Tim KPU Kota Magelang
memberikan sosialisasi pemilu bagi OMK pemilih pemula.
(Foto: Anton)
UNTUK membantu kaum muda masuk dalam
tahap politik ini, Komisi Kepemudaan (Komkep) Kevikepan Kedu mengadakan sosialisasi
pemilu bagi pemilih pemula di Pendopo St Yusup Paroki St Ignatius Magelang,
Minggu (10/3). Menurut Ketua Komkep Kedu Rama Laurentius Dwi Agus Merdi Nugroho
Pr, acara sosialisasi yang diikuti 100an OMK Paroki dan pelajar ini
menghadirkan narasumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Magelang dan
Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Kevikepan Kedu (PK5).
“Tujuannya adalah memberikan wawasan
OMK agar melek politik dan
berpartisipasi membangun masyarakat dan hidup yang lebih baik lewat
keterlibatan di bidang politik dengan menggunakan hak pilih mereka,” ucap Rama
Merdi.
Menurut ketua KPU kota Magelang Drs Basmar Perianto, secara
konsep, pemilu bertujuan memilih wakil-wakil terbaik yang akan menjalankan
pemerintahan demi kesejahteraan rakyat. Maka pemilih pemula dan pemilih muda yang
jumlahnya signifikan cukup berperan dalam kehidupan politik negara. Dengan kemampuan
melek teknologi, pemilih pemula dapat
mencari informasi latar belakang calon pemimpin dan wakil rakyat, sehingga
dapat menentukan pilihan dengan pertimbangan calon yang punya lebih banyak
nilai kebaikan dari pada keburukannya. Dalam sosialisasi ini, tim KPU kota Magelang juga menjelaskan
hal-hal teknis mencoblos bagi pemilih pemula.
Ketua PK5 Benni Widjanarko
menekankan perlunya OMK menggunakan hak pilih sesuai spirit kebangsaan yang
digaungkan Mgr Soegijapranata serta anjuran Uskup Agung KAS dalam Nota Pastoral
2019 untuk menjadi pemilih yang beriman, cerdas dan bijaksana yakni memilih
berdasarkan hati nurani sebagai bentuk pertanggungjawaban dan perwujudan iman,
mampu menggunakan hak pilih berdasarkan analisa dan pertimbangan cermat serta
tidak mudah goyah dengan iming-iming uang atau fasilitas lain.
“Sebagai warga gereja, diharapkan
OMK tidak memilih wakil atau partai yang programnya menentang dasar ajaran iman
dan moral kristiani. Pertimbangan yang dipilih adalah mereka yang mendukung
Negara Kesatuan RI , mempertahankan ideologi Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika serta memperjuangkan bonum
commune atau keadilan dan kebaikan bersama,” ucapnya.
Diharapkan lewat sosialisasi ini,
OMK menjadi melek politik serta dapat
menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara pada tanggal 17 April untuk
memilih pemimpin dan wakil rakyat agar ada perubahan ke arah yang lebih baik
untuk 5 tahun ke depan. # Anton Wijayanto
Tidak ada komentar