Hubbul Wathan Minal Iman Pun Berkumandang
![]() |
REBANA: Tim rebana ponpes Selamat berkolaborasi di penghujung operet di Kota Magelang. (Foto: Chriss Budi) |
GEDUNG Tri Bakti Magelang hari itu,
Rabu (9/1), umat dan jemaat Kristen dan
Katolik natalan bersama dengan TNI, POLRI, dan ASN. Sekitar 2.800 jemat hadir
dalam acara tahunan ini. Bahkan Wali Kota Magelang pun hadir beserta jajaran Forpimda.
Ada satu
hal yang menarik dalam perayaan kali ini. Satu tim rebana dari ponpes Selamat
tampil di penghujung operet. Mereka
memainkan dua lagu, yakni Nusantara dan Hubbul Wathan Minal Iman. Dua lagu ini
dipilih karena dianggap paling tepat untuk menegaskan benang merah perayaan
kali ini sekaligus menjadi ‘bundhelan’ untuk cerita operetnya.
Operet natal kali ini mengangkat kisah tarik ulur antar dua pandangan dalam gereja. Yaitu, antara mereka yang masih asyik dengan dunia ritual intern dan mereka yang mulai
membuka diri terhadap keterlibatan aktif Gereja di tengah masyarakat. Dalam
balutan kisah yang menarik, jemaat diajak untuk kembali mengingat pesan Mgr
Soegijopranoto: 100% Katolik 100% Indonesia.
Lagu
Hubbul Wathan Minal Iman mendapat tempat yang pas dalam konteks ini. Selain
itu, untuk menjaga benang merah tetap terjaga, di dalam operet ditampilkan juga
beberapa kesenian multikultur lain seperti wu shu dan tari gaya Jawa. Dekorasi
juga diarahkan pada pesan yang sama, antara lain dengan menampilkan pohon natal merah putih dengan lambang Garuda Pancasila di pucuknya.
Renungan
Natal yang dibawakan Rama Gregorius Tulus
Sudarto Pr menyinggung keindahan hidup berbhinneka, dengan menampilkan video aneka
tempat ibadah yang berdiri berdampingan mengitari alun-alun Kota Magelang.
Kehadiran
rebana dari ponpes membawa kesan luar biasa di hati jemaat yang hadir. Rata-rata menyatakan keheranannya karena baru pertama kali terjadi dan menyambut
upaya ini sebagai ikhtiar positif untuk menjaga kehidupan berbhinneka.
Perayaan kali ini sungguh mengantar Gereja kepada keterbukaan terhadap dinamika hidup saudara sebangsa setanah air dan
sekemanusiaan. # Greg Wijaya
Tidak ada komentar