Si Bunga Anak Pendiam
Elizabeth Wahyu Margareth Indira, M.Pd.,Psi.
Psikolog dan Praktisi Pendidikan Anak
Psikolog Pelangi Kasih-Yayasan Pangudi Luhur
Email: talenta.lpt@gmail.com
Website: www.talentasemarang.com
Pertanyaan:
Sebagai
pengajar sekolah minggu, saya sangat prihatin dengan kondisi salah satu anak.
Sebut saja Bunga. Dia anak baru di sekolah minggu. Saat ini dia hidup bersama
budhenya, orangtuanya sudah berpisah, dan ibunya meninggalkan Bunga. Untuk itu
dia dititipkan kepada budhenya, karena dia anak tunggal. Dan menurut cerita
dari budhenya, ibu dari Bunga itu galak. Mungkinkah si Bunga pernah memperoleh
perlakukan kasar dari ibunya, sehingga ia menjadi anak pendiam? Mohon solusi
supaya Bunga bisa menjadi anak periang. Terima kasih. Berkah Dalem.
Petra – Sleman
![]() |
foto: ilustrasi |
Jawaban:
Saya
sangat mengapresiasi kepedulian Mbak Petra sebagai guru sekolah minggu yang tak
sekedar mengajar namun memiliki hati yang mengasihi setiap murid tanpa
terkecuali, termasuk murid baru yang pendiam.
Banyak
faktor yang mempengaruhi seorang anak menjadi pendiam. Dari cerita yang telah
Mbak Petra sampaikan, tampaknya permasalahan yang dialami Bunga sangat kompleks
untuk anak seusianya. Diasuh oleh ibu yang galak, berperilaku kasar bahkan
meninggalkan Bunga untuk tinggal bersama budhenya. Belum lagi orangtua yang
berpisah tentu banyak membawa dampak negatif bagi perkembangan psikisnya.
Pengalaman
buruk yang dialami oleh Bunga tentu membuat ketidaknyamanan bagi dirinya.
Lingkungan keluarga yang sering melakukan kekerasan, anak sering dimarahi dan
diremehkan juga dapat membuat anak menjadi pendiam. Berada di lingkungan yang
baru juga bukan hal yang mudah bagi Bunga untuk bisa beradaptasi dengan cepat.
Ia harus menyesuaikan dengan pola asuh dan keluarga budhenya. Apalagi di
sekolah minggu yang frekuensi bertemunya seminggu sekali dan berlangsung
sekitar 2 jam saja.
Menjadi
tantangan tersendiri bagi Mbak Petra untuk memanfaatkan waktu yang singkat di
sekolah minggu untuk dapat menolong Bunga melewati masa-masa sulit dalam
hidupnya. Saya yakin bila Mbak Petra bersungguh-sungguh dan mohon pertolongan
Roh Kudus, maka kehadiran Mbak Petra sebagai guru sekolah minggu akan memiliki
dampak yang luar biasa bagi masa depan Bunga.
Cobalah
untuk meluangkan waktu berinteraksi langsung dengan Bunga seusai sekolah
minggu. Bicarakan dulu topik yang kira-kira menarik dan ringan bagi Bunga. Bila
Bunga sudah mulai merasa nyaman dengan Mbak Petra, boleh juga bila sesekali
berkunjung ke rumahnya. Di sekolah minggu, cobalah carikan teman yang aktif
untuk mau mengajak Bunga bercakap-cakap dan berkegiatan.
Mbak
Petra juga dapat mengajak Bunga untuk membantu terlibat di sekolah minggu. Hal ini
bertujuan agar Bunga merasa diperhitungkan dan diperhatikan. Bila sebelumnya ia
mendapat perlakukan kasar dari ibunya, maka jadikan sekolah minggu menjadi
tempat yang memberikan cinta dan kasih sayang untuk Bunga.
Jalin
kerjasama dengan orangtua yang saat ini diwakili oleh budhenya untuk menolong
Bunga agar tidak mengalami luka batin. Beri kesempatan bagi Bunga untuk
menyampaikan perasaan, pendapat dan keinginannya. Jadilah pendengar yang baik
baginya. Doakan Bunga secara khusus baik di doa pribadi maupun doa bersama
rekan guru sekolah minggu.
Tidak ada komentar