Antonius Yosef Sri Kahana: Yang Utama Kesembuhan Isteriku
Bapak
dua putri (satu meninggal) ini rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah
penerbitan demi mendampingi isteri tercinta yang menderita kanker. Antonius Yosef Sri Kahana kini membuka
usaha Karisma Photography di rumahnya Gg Menur 5C Santren Yogyakarta.
Berbekal
uang yang didapatnya dari perusahaan tempat ia bekerja selama belasan
tahun, pria tinggi yang biasa disapa Han ini membeli beberapa kamera.
Kamera-kamera itu digunakannya untuk membuka usaha pemotretan di sebuah rumah
milik orangtuanya. Sayang, tidak beberapa lama berselang, Yohanna Fransiska Emy
Kusindriati, isteri tercinta didiagnosis terkena kanker payudara dan harus segera
dioperasi. Selanjutnya, wanita yang bekerja di sebuah penerbitan Katolik ini menjalani
kemoterapi 21 kali serta penyinaran sebanyak 28 kali.
Dua
tahun lebih Han setia mendampingi Emy istri
tercintanya untuk pengobatan di sebuah rumah sakit. Di sisi lain ia juga harus
berbagi waktu untuk memperhatikan anak keduanya serta kesibukan pemotretan untuk
mencari biaya pengobatan yang tidak ditanggung BPJS. Hatinya pun gamang.
Apalagi beberapa tahun lalu, Anne Satya Adhika, puteri sulungnya meninggal
karena sakit. Kala itu Anne masih duduk
di kelas 7.
“Saya
berprinsip pengobatan isteri saya adalah yang utama. Maka saya menjual beberapa
kamera saya. Kini saya hanya mempunyai satu kamera. Namun saya bertekad bekerja,
siang malam banting tulang mencari pesanan supaya saya bisa membiayai
pengobatan isteri dan pendidikan anak bungsu saya. Merekalah harta
terindah dalam kehidupan saya,” ujarnya dengan tatapan pilu.
Untunglah
Tuhan bekerja lewat orang-orang sekitarnya. Teman-temannya alumni Institut Seni
Indonesia (ISI) dan alumni School Of Multi-Media (MMTC) Yogyakarta tergerak
membantu Han mengembangkan usaha yang didirikannya sejak tahun 2015.
Anak
keenam dari sembilan bersaudara ini mengakui persaingan jasa foto dan video
memang berat. Mereka menawarkan harga yang sangat murah, namun seringkali
hasilnya sering tidak memuaskan konsumen.
“Kami
berusaha tetap menjalankan usaha ini, karena kami sudah punya pasar sendiri.
Yang kami jual adalah kualitas, bukan harga murah dengan hasil yang kurang
bagus. Puji Tuhan sampai sekarang usaha ini masih eksis dan sudah dipercaya
oleh berbagai instansi baik swasta maupun pemerintah, baik daerah maupun
nasional,” ujar aktivis Paroki St Yohanes Rasul Pringwulung, Yogyakarta ini.
Penyertaan
Tuhan dalam karya sungguh Han rasakan. Sebelum membuka studionya pria kelahiran Sleman, 19 November 1964 ini selalu
mengawalinya dengan doa pagi. Doa yang tidak lupa ia daraskan adalah doa Bapa
Kami yang diakuinya sangat ‘sakti’.
“
Ketika saya lupa doa pagi karena kesibukan liputan dan lainnya, dampaknya
adalah 2-3 hari ke depan sepi tidak ada pesanan masuk. Namun ketika doa itu
saya daraskan, selalu ada saja order yang masuk dalam 2-7 hari ke depan. Inilah
kekuatan doa Bapa kami,” ujar pria bermotto ‘Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati’.
Janji
pernikahan yang diucapkan di depan Altar pada 16 Januari 1994 di Gereja St
Yusuf Bintaran Yogyakarta ini sungguh dihayati dan dijalankan oleh Han meski
melewati ujian demi ujian kehidupan. Pengagum pasangan aktor/aktris legendaris
Sophan Sophiaan dan Widyawati ini tetap setia mendampingi isterinya yang terbaring sakit dua tahun
terakhir. Ia juga tanpa henti menyemangati sang isteri untuk berjuang melawan
sakitnya. # Ivonne Suryanto
Tidak ada komentar