Apakah Zaman Yesus Sudah Ada Panggilan Sebagai Rama?
Yth Rama Luhur
Prihadi Pr. Dalam Minggu Panggilan beberapa waktu lalu ada Promosi Panggilan
dari Seminari Menengah Canisius Mertoyudan. Sejenak dalam hati saya bertanya,
sejak kapan hidup sebagai imam atau romo ini dimulai? Apakah jaman Yesus sudah
ada orang-orang yang membaktikan hidup sebagai romo? Lalu dalam Gereja Katolik
sendiri, kapan hidup sebagai romo itu dimulai? Mengapa seorang rama tidak boleh
menikah? Apakah ada aturannya? Terima kasih untuk penjelasannya. Berkah Dalem.
Ferdinan – Semarang
Sdr Ferdinan dan Pembaca Salam Damai yang penuh sukacita. Sakramen
imamat merupakan salah satu dari tujuh sakramen yang terdapat dalam Gereja
Katolik Roma. Sakramen ini meliputi tahbisan Uskup, imam, dan diakon - tahap
tahbisan sebelum imamat - (Kan. 1009, §1) dan diberikan dengan penumpangan
tangan serta doa tahbisan yang ditetapkan dalam buku-buku liturgi untuk
masing-masing tingkat (Kan. 1009, §2). Dengan Sakramen Imamat, pengudusan atas
orang-orang yang mendapat tugas dan jabatan dalam kepemimpinan, pengudusan, dan
pengajaran bagi umat Allah dapat terlaksana. Tugas, jabatan dan fungsi imamat
sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama.
Dalam Kitab Imamat bab 1-7, imam bertugas untuk mempersembahkan
kurban kepada Allah. Dalam kitab Bilangan 6:22-27, ia juga bertugas untuk
memberkati umat atas nama Allah dan menyatakan ketahiran seseorang dari
penyakit. Para imam adalah keturunan Lewi. Penahbisan imam dalam Perjanjian
Lama ditandai dengan pengenaan pakaian, pengurapan minyak dan mempersembahkan
kurban. Sesudah pembuangan, mereka lebih mengurusi hal-hal kultus.
Tetapi Kristus, satu-satu Pengantara antara Allah dan manusia (1 Tim
2:5) memiliki kekhasan dan kepenuhan imamat. Imamat Kristus mengungguli dan
memenuhi imamat Perjanjian Lama. Ia melaksanakan imamat-Nya sebagai nabi dengan
menyatakan Bapa dan sebagai Gembala dengan mengumpulkan umat Allah yang
tercerai berai. Ia menobatkan kepenuhan imamat-Nya dalam misteri Paskah. Dia
menyampaikan imamat-Nya kepada Gereja. Kristus menyampaikan imamat itu secara
khusus kepada para Rasul yang Dia pilih untuk menjadi saksi-Nya yang autentik,
yang akan menghadirkan misteri-Nya dan gembala bagi kawanan-Nya.
Pada abad pertama dan kedua, ada usaha penyeragaman dan
institusionalisasi struktur kepemimpinan dalam Gereja. Surat Klemens (93-97)
mengungkapkan ada usaha penyatuan peran pemimpin jemaat sebagai pemimpin
liturgi (Ekaristi). Santo Ignatius dari Antiokhia (110) menunjukkan pembentukan
struktur kepemimpinan Gereja dalam tiga tugas pelayanan, yakni uskup, imam dan
diakon. Pada pertengahan abad II, tingkatan kepemimpinan uskup, imam dan diakon
diterima dan diakui dalam Gereja Barat dan Timur.
Dalam
Kitab Hukum Kanonik kanon 277 paragraf 1 dijelaskan: Para klerikus terikat kewajiban untuk
memelihara tarak sempurna dan selamanya (selibat) demi Kerajaan surga, dan
karena itu terikat selibat yang merupakan anugerah istimewa Allah; dengan itu
para pelayan suci dapat lebih mudah bersatu dengan Kristus dengan hati tak
terbagi dan membaktikan diri lebih bebas untuk pelayanan kepada Allah dan
kepada manusia. Berkah Dalem. #
Tidak ada komentar