Apakah Putriku Seorang Kleptomania?
Elizabeth Wahyu Margareth Indira, M.Pd.,Psi.
Psikolog dan Praktisi Pendidikan Anak
Psikolog Pelangi Kasih-Yayasan Pangudi Luhur
Email: talenta.lpt@gmail.com
Website: www.talentasemarang.com
Pertanyaan:
Ibu Elizabeth yang terkasih, saya memiliki seorang putri 7 tahun. Ia
duduk di bangku kelas 2 SD. Beberapa bulan terakhir ini saya mengamati bahwa
anak saya -sebut saja Putri- memiliki beberapa alat tulis yang bukan miliknya.
Ketika saya tanya dengan malu ia mengatakan bahwa itu milik teman-teman yang
diambilnya. Tiga minggu yang lalu bersama Putri saya berkunjung ke tantenya.
Sepulangnya, saya menemukan gelang baru di kamarnya. Ketika saya tanya, ia
berkata itu milik Sasa anak Tantenya. Saya sudah menasihatinya bahwa mengambil
barang milik orang lain itu tidak baik. Dan saya menyuruhnya untuk
mengembalikannya. Namun seminggu yang lalu, saya mendapati di dalam tasnya ada gambar
Mermaid (Putri Duyung). Dan saya tanya lagi, itu milik temannya yang ia ambil.
Saya sedih dan heran, saya dan papanya tak punya kebiasaan buruk seperti itu.
Mengapa koq Putri bisa begitu? Apakah ini yang disebut Kleptomania? Mohon
nasihat dari Ibu Elizabeth. Terima kasih.
Magdalena – Yogyakarta
Jawaban:
Ibu
Magdalena terkasih, memiliki anak yang berperilaku baik tentu menjadi dambaan
setiap orangtua. Namun kenyataannya ada juga perilaku anak yang membuat kita
kecewa. Saya dapat mengerti perasaan Ibu saat ini.
Mencermati
beberapa peristiwa yang telah dilakukan Putri nampaknya ia memang mengalami
Kleptomania. Kleptomania merupakan ganguan psikologis karena kegagalan
seseorang untuk menahan dorongan mengambil barang tertentu. Perilaku ini bukan
karena motif ekonomi, barang yang dicuri bukan untuk dijual lagi. Biasanya
barang yang dicuri adalah benda yang tidak bernilai tinggi, hanya untuk
disimpan, diberikan orang lain bahkan hanya dibuang begitu saja.
Kleptomania
hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya. Ada yang berpendapat karena
permasalahan psikologis seperti perasaan tertekan, stress, depresi, konflik
keluarga. Ada juga yang berpendapat karena faktor biologis, salah satunya
adanya kelainan pada syaraf dan sirkuit otak yang megatur system reward (ganjaran)
sehingga mirip seperti orang yang kecanduan.
Sebelum
mencuri biasanya ia akan merasa tegang. Setelah berhasil mencuri ada rasa puas,
senang dan setelah itu sering muncul rasa malu dan bersalah. Namun hal ini akan
muncul terus menerus, timbul begitu saja dan membutuhkan proses yang panjang
untuk mengatasinya.
Putri sebaiknya segera mendapatkan pengobatan dari
psikiater dan psikolog. Perlu digali apakah ada permasalahan psikologis yang
dialami Putri. Fokuslah untuk mengendalikan dorongan mencuri dan menekan rasa
puas setelah mencuri sesuatu. Pemberian obat oleh psikiater serta terapi
kognitif dan perilaku dari psikolog dapat diberikan.
Sebagai orangtua yang dapat dilakukan adalah menanamkan
konsep kepemilikan, kejujuran dan keteladanan. Perlu diingat agar jangan
melabel anak kita sebagai kriminal karena mencuri, jangan mengungkit-ungkit
peristiwa pencurian secara berlebihan. Perhatian, penerimaan dan kasih sayang
sangat diperlukan dalam mendampingi Putri. Tanamkan pada anak bahwa Tuhan
melihat setiap hal yang kita lakukan. Yakinkan pula bahwa Tuhan maha penyayang
dan pemaaf. Ajarkan pada anak agar memohon pertolongan Tuhan untuk menekan
dorongan mencuri.
Semoga
dengan bantuan profesional (psikiater, psikolog), dukungan keluarga dan tentu
saja rahmat pertolongan dari Tuhan dapat menjadikan Putri menjalani kehidupan
yang berkenan. Berkah Dalem. #
No comments