Anakku Tidak Mau Sekolah
Elizabeth Wahyu Margareth Indira, M.Pd.,Psi.
Psikolog dan Praktisi Pendidikan Anak
Psikolog Pelangi Kasih-Yayasan Pangudi Luhur
Email: talenta.lpt@gmail.com
Website: www.talentasemarang.com
Pertanyaan:
"Aku nggak
mau sekolah, Ma! Pokoknya enggaaakk…. Hari ini aku mau ikut Mama ke kantor
aja. Suatu kali, perutku sakit, Maaa.... aku nggak mau masuk
sekolah, Ma."
Itulah alasan-alasan yang selalu
dikatakan anak saya, sebut saja Deo. Intinya dia tidak mau ke sekolah.
Deo seharusnya sekarang duduk di bangku TK A. Tapi kini sudah 6 bulan dia tak
sekolah. Ketika beberapa kali kutanya mengapa, jawabnya: “Pokoknya nggak mau
sekolah…nggak mau sekolah….nggak mauuuu!” Ketika kutanya kepada gurunya, memang
pernah Deo ditegur karena selalu bikin ulah yang membuat temannya menangis. Dan
sekarang pertanyaan yang ingin saya tanyakan, bagaimana caranya membujuk anak
saya supaya mau sekolah kembali. Terima kasih.
Fabiola - Magelang
Jawaban:
Ibu
Fabiola terkasih, 6 bulan tentu bukanlah waktu yang singkat bagi anak yang
mogok sekolah. Permasalahan anak mogok sekolah merupakan persoalan yang sering
dialami oleh anak. Istilah di dunia psikologi adalah common problem. Tentu hal ini membuat Anda resah dan perlu segera
diselesaikan agar tidak terus berlanjut menjadi perilaku yang menetap. Saya
dapat mengerti kegundahan Ibu Fabiola yang sudah mencoba berbagai cara membujuk
ananda Deo namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Langkah
Ibu Fabiola untuk mencari tahu penyebab dari permasalahan mogok sekolah sudah
tepat. Bila Deo belum mau menjawab alasan dia tidak mau masuk sekolah, maka
bertanya pada gurunya merupakan cara yang tepat. Berdasar keterangan yang disampaikan,
penyebabnya adalah guru pernah menegur Deo karena membuat temannya menangis.
Namun apakah benar ‘selalu bikin ulah’ seperti yang Ibu tuliskan? Nah, perlu
dicek lagi nih persepsi guru dan Ibu Fabiola apakah memang Deo selalu begitu?
Pengalaman
yang tidak menyenangkan karena ditegur dan mungkin juga ada labeling yang
secara tidak langsung diberikan pada Deo sebagai anak yang ‘selalu bikin ulah
yang membuat temannya menangis’ nampaknya menjadi penyebab utamanya. Ibu
Fabiola, terlepas benar atau tidaknya hal tersebut, namun kemampuan anak untuk
beradaptasi dengan situasi di luar rumah sangat bergantung pula dari kepribadian
anak. Bagi sebagian anak mungkin ditegur oleh guru tidak jadi masalah baginya.
Namun bagi sebagian lagi ini merupakan persoalan yang cukup mengganggu.
Saran
dari saya yang dapat Ibu lakukan adalah, pertama, bicaralah dari hati ke hati
dengan Deo. Coba memahami perasaan yang dialaminya, dengarkan dengan penuh
perhatian pada hal yang disampaikannya. Kedua, komunikasikan lagi kepada guru agar
Deo dapat diterima dan dibuat nyaman dulu dengan lingkungan sekolah. Ketiga,
hindari image negatif tentang
sekolah, sebaliknya bentuklah image
positif tentang sekolah misalnya keseruan apa yang akan dialami oleh Deo saat
di sekolah, misalnya bermain dengan teman, mengikuti berbagai aktivitas, dsb.
Bila perlu coba dekati teman Deo yang sekiranya dapat membujuk atau menemani Deo untuk bermain di sekolah. Keempat, buatlah
ritual seru sebelum dan sepulang sekolah. Misalnya Anda dapat mengantar ke
sekolah dan menemaninya bermain di taman sekolah sebelum Deo masuk ke kelasnya.
Lalu saat pulang Anda dapat menjemputnya lalu membelikan makanan kesukaan Deo
di kantin sekolah.
Ibu Fabiola memang persoalan anak mogok sekolah
sering dialami oleh anak-anak. Namun perlu segera diatasi sehingga Deo dapat
kembali mengikuti aktivitas di sekolah. Rasa nyaman dan penerimaan yang tulus
dari guru, teman sekolah dan orangtua sangat dibutuh Deo saat ini agar ia mau
kembali ke sekolah. Beri penguatan dampak positif sekolah. Semangat mengembalikan
keceriaan Deo di sekolah ya Bu. Berkah Dalem. #
Tidak ada komentar