Isteri Resah dengan Gelagat Suami
Rama Yeremias terhormat, saya seorang isteri 33 tahun dan bersuami
32 tahun. Kami baru menikah, meski telah berpacaran hampir 8 tahun. Beberapa
minggu ini saya terganggu dengan gelagat suami saya. Pertama, saya tidak boleh
membuka HP dia, padahal sebelumnya boleh. Kedua, pas ada kesempatan saya buka
WA-nya dan ada kalimat yang menyatakan cinta dia kepada wanita lain. Ketiga,
saya mendengar cerita sahabat saya yang juga rekan kerja suami, bahwa suami
pernah menerima telepon dari wanita yang diakhiri kata-kata ‘hati-hati
ya,…muah-muah’. Namun ketika saya tanyakan suami, dia menjawab bahwa itu hanya
candaan dengan teman lelaki. Mohon saran Rama, supaya saya bisa menjadi isteri
yang bijak sehingga suami mau mengakuinya dan bertobat. Terima kasih.
Christina – Magelang
Christina terkasih,
saya dapat memahami perasaan Anda. Pacaran hingga 8 tahun ternyata tidak
memberikan jaminan keterbukaan terbangun dengan baik. Masih terdapat
ruang-ruang yang dapat menimbulkan tanda tanya bahkan kecurigaan. Inilah
kenyataan yang Christina alami.
Bagaimana sebaiknya menyikapi keadaan demikian, marilah kita membedah dan
menawarkan jalan keluar yang dapat mengurangi kegalauan Anda.
Kita mungkin kenal
syair lagu ‘SMS’ yang dinyanyikan oleh Ria Amelia, antara lain: Bang, SMS
siapa ini bang. Bang, pesannya pake sayang-sayang. Bang nampaknya dari pacar
Abang. Bang hari ini mulai tak tenang. Bang ayu tolong jawab tanyaku Abang…..“
Ternyata lirik lagu
tersebut tidak hanya dalam nyanyian sendu, tetapi terjadi secara nyata dalam
panggung kehidupan relasi suami istri. Kehadiran teknologi komunikasi seperti
HP, internet dan laptop telah mempermudah interaksi dengan siapapun, dimanapun
dan kapanpun, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Sarana-sarana
komunikasi modern ini telah menjadi sebuah kebutuhan pokok dan memungkinkan
yang nun jauh menjadi dekat, tetapi mengandung pula potensi bahaya bahwa yang
dekat justru menjadi jauh bahkan dijauhkan dan lebih parahnya lagi dianggap
tidak ada.
Kita ketahui bahwa
dengan perkawinan, dua orang pribadi laki-laki dan perempuan yang berbeda kini
telah menjadi satu. Kitab Suci membahasakannya dengan ungkapan “…….keduanya
menjadi satu daging” (Kej 2:24). Kebersatuan hidup yang mereka
bangun dan bentuk tidak serta merta meleburkan keduanya, karena mereka tetaplah
pribadi yang unik dan berbeda misalnya dalam hal jenis kelamin, latarbelakang
keluarga, kepribadian, pendidikan, suku bahkan agama, dll.
Kendati
satu tetapi tetap dua. Maka mereka perlu menyatukan pandangan, pikiran,
perasaan dan hati guna mencapai tujuan bersama yakni kebahagiaan keluarga. Di
satu sisi dan keberbedaan (ruang privasi) di sisi lainnya perlu disikapi oleh
suami istri dengan komitmen dan kesepakatan diantara keduanya: apakah memang
tidak ada rahasia-rahasia yang ditutupi ataukah perlu ada juga ruang-ruang
privasi? Hal ini perlu dibicarakan, disepakati dan dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dan ketakutan diantara
suami istri. Maka ada baiknya Christina
dan suami menata ulang komitmen bersama, termasuk hal membuka HP pasangan,
sehingga kebahagiaan berdua dapat dicapai dalam kehidupan keluarga yang jujur
dan terbuka. Berkah Dalem! #
No comments