Adikku Berpacaran via Medsos

Felisitas – Magelang
Felisitas
yang baik, terima kasih untuk kesediaanmu membagikan kisah tentang adikmu
Agatha yang berpacaran jarak jauh lewat media sosial. Dengan kecanggihan sarana
berkomunikasi dewasa ini, seseorang bisa berkenalan dengan seseorang di belahan
dunia lain. Yang nun jauh di sana bisa menjadi sangat dekat, dan akhirnya orang
bisa menyatakan saling mencintai dan ingin menikah. Marilah kita membahas dulu
untuk apakah orang berpacaran.
Mendengar
kata ‘pacaran’ atau ‘berpacaran’ bagi sebagian besar remaja dan orang muda
serta merta menimbulkan asosiasi khusus yakni suatu perasaan wauuu… indah,
asyik dan luarbiasa. Banyak orang memaknai pacaran sebagai saat asyik berduaan,
berjalan-jalan ke mana saja selalu bergandengan tangan, dsb. Tapi apakah itu
yang diharapkan dalam pacaran?
Sesungguhnya
pacaran adalah sesuatu proses atau kesempatan bagi seorang pria dan seorang
wanita untuk saling mengenal satu sama lain secara lebih mendalam. Melalui
perjumpaan dan pertemuan bersama, mereka akan saling mengenal karakter, sifat
serta perilaku masing-masing.
Di
sinilah mereka ditantang untuk beradaptasi dengan kekurangan atau kelemahan
masing-masing. Bila kelemahan dan kekurangan tersebut mengganggu hubungan
mereka, maka mereka bisa memerlukan waktu lebih lama untuk beradaptasi atau
mereka berani mengambil keputusan untuk berpisah secara baik-baik.
Demikian
masa pacaran menjadi kesempatan yang luas dan terbuka untuk membiarkan diri
dikenal dan mengenal satu sama lain.
Untuk itu diperlukan waktu yang cukup untuk mengenal dari dekat, melalui
pertemuan dan kehadiran bersama. Selanjutnya mereka dapat menjajaki kemungkinan
berpacaran meningkat ke jenjang lebih serius, yakni tunangan dan pernikahan.
Lalu
bagaimana dengan pacaran jarak jauh alias pacaran via media sosial? Kiranya sah-sah saja kalau orang mau pacaran
dengan memafaatkan sarana teknologi komunikasi modern saat ini. Orang dapat
dengan mudah berkenalan, ngobrol dan berbagi cerita apa saja dengan seseorang
di sudut dunia manapun. Lewat percakapan, chatting,
video call, ada kemungkinan timbul rasa ketertarikan dan jatuh cinta
sehingga bisa dilanjutkan dengan pacaran lewat medsos.
Akan
tetapi karena tujuan utama pacaran untuk saling mengenal secara mendalam
kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka pacaran via medsos ini harus
dilengkapi dengan pertemuan langsung, tanpa ada yang disembunyikan dan
ditutup-tutupi sehingga terhindar dari sindrom ‘PHP’ alias ‘pemberi harapan palsu’ atau
‘membeli kucing dalam karung’.
Karena itu, saya sarankan
agar adikmu Agatha sebelum memutuskan untuk bertunangan atau menikah, mereka
berdua harus bertemu secara langsung. Dengan demikian segala kebimbangan dan
kecurigaan bisa di’clear’kan dan bisa mantap mengambil keputusan: lanjut ke
pernikahan atau menunda dulu atau putus total. Terima kasih dan Berkah Dalem! #
Tidak ada komentar