Putriku Membenci Kakak Tirinya
Rama Yeremias terkasih, 17 tahun lalu saya menikah dengan
seorang duda. Saat itu dia memiliki seorang putri berumur satu tahun enam
bulan. Setelah menikah, kami dianugerahi seorang putri. Kami hidup bahagia.
Saya menganggap putri tiri saya sebagai anak sendiri dan tidak membedakan kedua
putri kami. Enam bulan terakhir ini semuanya berubah. Rupanya putri kami telah
mengetahui bahwa kakaknya adalah saudara tirinya. Ia pun kini kerap bersikap
kasar terhadap kakaknya. Puncaknya adalah perselisihan diantara
keduanya. Putri kandung kami mengusir kakaknya. Dan bahkan kami disuruh memilih
dirinya atau kakaknya. Ketidaknyamanan itu membuat putri pertama kami pergi
dari rumah dan sekarang tinggal di rumah kos. Saya dan suami merasa sedih dan
bingung mengatasi masalah ini. Mohon saran dari Rama. Berkah Dalem.
Veronica – Sleman
Veronica
yang baik, terima kasih untuk kesediaan membagikan serta memintakan pencerahan
atas persoalan keluarga yang sedang dihadapi melalui ruang konsultasi keluarga
ini. Persoalan keluarga sepertinya tiada habisnya. Mari kita coba memahami
persoalan ini dengan lebih utuh.
Ketika
hendak menikah 17 tahun silam, kiranya bu Veronica mengetahui bahwa pasangan Anda
adalah seorang duda yang mempunyai seorang putri. Maka kalian berdua sebagai
suami istri tentu sudah mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan yang bisa
terjadi. Misalnya, apakah masih perlu menambah anak lagi? Berapa tahun jarak
mereka berdua? Kapan anak kandung harus diberitahu tentang saudara tirinya?
Dan
yang lebih penting adalah bagaimana mengasuh, mendidik dan membesarkan
anak-anak Anda, baik anak kandung dan anak tiri secara bersama-sama? Kiranya
hal-hal tersebut sudah disadari dan dicarikan solusinya sebelum Anda menikah
dahulu. Karena mereka berdua mempunyai
hak dan kewajiban yang sama, tanpa menganak-tirikan salah satu dan
menganak-emaskan yang lainnya.
Pada
kenyataannya, saat ini keluarga Anda sedang dilanda persoalan yang rumit dan tidak
nyaman: perselisihan hebat antara anak kandung dan anak tiri; anak kandung
mengusir saudara tirinya untuk keluar dari rumah; anak kandung bahkan menantang
Anda berdua sebagai orangtua untuk memilih dirinya atau kakaknya. Timbulnya
perasaan marah serta perilaku kasar dari anak kandung terhadap saudaranya
mengindikasikan bahwa ada yang kurang beres dalam pola pengasuhan dan
pendidikan Anda terhadap kedua anak Anda selama ini. Tindakan kurang bersahabat
tersebut menyiratkan bahwa relasi yang akrab antara anak kandung dan kakaknya
tidak berhasil dengan baik.
Momentum
ini hendaknya digunakan oleh Bu Veronica dan suami untuk berefleksi mengenai
hidup bersama dalam keluarga Anda: apakah seluruh keluarga mempunyai waktu
berkualitas yang cukup untuk memupuk dan menjalin kebersamaan? Waktu bersama di
dalam rumah maupun di luar rumah menjadi momen-momen atau kesempatan-kesempatan
indah dan berharga untuk membangun ikatan kekeluargaan (emotional bonding) bagi seluruh anggota keluarga. Bila hal ini
dapat dilakukan dengan baik maka akan sangat merekatkan jalinan kekeluargaan
dan persaudaraan diantara anggota keluarga.
Selain waktu bersama,
sediakan juga waktu khusus untuk bicara dari hati ke hati dengan masing-masing
anak Anda untuk mendengarkan apa yang sedang mereka rasakan. Berilah mereka
waktu untuk seluas-luasnya menyampaikan gejolak hatinya, mungkin juga penilaian
mereka terhadap orangtuanya. Selanjutnya tanamkan pemahaman bahwa mereka berdua
adalah anak-anak dari bapak dan ibu yang
diasuh, dididik dan diperlakukan sama, tanpa ada yang diistimewakan. Hal ini
tentu membutuhkan waktu, tetapi hendaknya terus disampaikan. Semoga usaha ini dapat
menciptakan kembali suasana rukun dan damai dalam keluarga Anda. Berkah Dalem!
#
Tidak ada komentar