Ajaran Katolik Tentang Penyembuhan Luka Batin
Rama Luhur terkasih, dalam masa prapaskah
lalu, beberapa paroki mengadakan retret Penyembuhan Luka Batin. Meski berminat,
namun saya belum sempat mengikutinya.
Sebagai orang Katolik, saya ingin mendalaminya lewat rubrik ini.
Pertanyaan saya, bagaimanakah ajaran Gereja Katolik tentang luka batin? Apakah
retret penyembuhan luka batin memiliki dasar biblis? Apakah Sakramen Tobat bisa
untuk menyembuhkan luka batin? Apakah tanda-tanda seseorang yang telah sembuh
dari luka batin? Terima kasih Rama atas pencerahannya. Berkah Dalem.
Felix
Semarang
Saudara
Felix dan pembaca Salam Damai yang baik, luka
batin adalah suatu keadaan dalam batin seseorang yang menimbulkan perasaan
marah, benci, kecewa dan pahit hati yang begitu mendalam sebagai akibat dari
penolakan atau perlakuan semena-mena dari orang lain. Keadaan ini biasanya
timbul sebagai akibat dari pengalaman
pahit dalam kehidupan atau pengalaman sakit hati. Mungkin pernah
disakiti, dilukai, dikhianati, digosipkan, difitnah atau diperlakukan tidak
adil oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Apabila sakit hati tersebut tidak secara cepat diatasi, maka
akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih serius dalam hidup orang yang
bersangkutan. Ia akan menjadi orang yang hidup dalam kehampaan, kesepian dan
dendam kesumat. Ia gampang marah, mudah tersinggung, berpikiran negatif, pasif,
dan cenderung menganggap hidupnya tidak berharga dan berakhir pada bunuh diri.
Bagi seseorang yang terluka batinnya semua hal menjadi kelam
kelabu, tidak ada warna warni dalam kehidupannya. Matahari terbit yang bersinar
indah menjadi tidak berarti, semua tampak kelam kelabu. Bahkan bisa sampai
kepada sikap berontak kepada Allah, tidak percaya kepada Allah, melawan Allah.
Bagamana Gereja Katolik menyikapi hal tersebut? Perjanjian
Lama penuh dengan contoh-contoh di mana orang-orang mencurahkan isi hati mereka
kepada Allah, misalnya Hana, Daud, Salomo, Yeremia. Pemazmur berkata, selama
kita berdiam diri, kita akan merasa sakit. "Selama aku berdiam diri,
tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari" (Mzm. 32:3). Dalam Mazmur 13:2 Daud berkata, "Berapa
lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus?" Dalam ayat 6 ia berkata,
"Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak
karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat
baik kepadaku." Pemazmur
mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan sebagai upaya mendesak Dia agar bertindak
bagi mereka, sambil pada saat yang sama menyatakan iman percaya mereka
kepada-Nya.
Sesuatu yang indah dalam Gereja Katolik adalah bahwa keseluruhan
keberadaan kita sebagai manusia, yaitu jiwa dan raga kita, dapat terlibat dalam
karya penyelamatan Allah lewat Sakramen. Salah satunya adalah Sakramen
Tobat, yang disebut juga sakramen rekonsiliasi atau pendamaian.
Katekismus Gereja Katolik (KGK 1454) berkata, “Sangat
dianjurkan, agar orang mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen
Pengampunan, melalui pemeriksaan batin dalam terang Sabda Allah.
Penyembuhan luka batin pada prinsipnya adalah proses
pendamaian dalam diri si penderita luka batin. Maka sakramen tobat bisa menjadi
bagian dari proses penyembuhan luka batin. Semoga penerimaan sakramen tobat
semakin memurnikan jiwa dan perasaan serta hati kita sehingga kita tersembuhkan
dari luka-luka batin kita. Berkah Dalem. #
Tidak ada komentar