Membandingkan Anak Angkat dan Anak Kandung
Rama Yeremias terkasih, kami sudah menikah 12
tahun dan memiliki 2 anak (4 dan 2 tahun). Anak pertama kami adalah anak
angkat. Setelah 7 tahun menikah, belum memperoleh momongan, kami mengadopsi
anak saudara saya. Dua tahun kemudian rupanya Tuhan memberi momongan anak
kandung. Awalnya isteri memperlakukan kedua anak kami biasa saja. Namun setahun
ini terasa ada perlakuan yang berbeda diantara mereka. Anak pertama kerap
dikalahkan dan disalahkan dibanding anak kedua. Sering kali saya ingatkan,
isteri malah marah dan selalu berdalih bahwa anak kedua lah anak kandung kami.
Saya kuatir, jika ini berlanjut terus tidak baik untuk perkembangan kedua anak
kami. Mohon masukan saran dari Rama. Terima kasih.
Antonius - Surakarta
Antonius terkasih, terima kasih untuk kesediaan Anda membagikan
masalah keluarga Anda melalui ruang konsultasi ini. Menikah dan mendapatkan
anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Akan tetapi dalam
kenyataannya, banyak pasutri yang tidak atau belum dikaruniai anak meskipun
sudah menikah 5-10 tahun.
Pilihan Anda dan isteri untuk mengadopsi anak dari saudara sendiri,
itu pilihan yang bijak. Anda berdua tentu bahagia telah memiliki anak pertama.
Tujuh tahun kemudian lahir anak kandung Anda dan menjadi anak kedua Anda. Meski
muncul persoalan. Secara sadar atau tidak, isteri Anda lebih memperhatikan dan
menomor-satukan anak kandung daripada anak angkat.
Pertama-tama perlu diingat bahwa anak adalah anugerah Tuhan yang
dititipkan melalui dan kepada Anda berdua. Mereka adalah anak Anda berdua,
tidak lebih dan tidak kurang! Anda berdua telah sepakat bulat untuk menerima
dan mencintainya sebagai anak sendiri baik melalui adopsi maupun kelahiran.
Anda dipanggil sebagai orangtua untuk merawat dan membesarkan mereka berdua
tanpa membeda-bedakan, karena sekali lagi mereka benar-benar anak Anda.
Dalam proses perkembangan kepribadian dan pembentukan relasi serta
komunikasi sebagai saudara kakak dan adik, pola asuh dan gaya didik dari kedua
orangtuanya sangat penting dan menentukan. Anda boleh bebas berdiskusi, saling berargumentasi
pola asuh dan gaya didik mana yang hendak diterapkan kepada kedua anak Anda.
Anda boleh beda pandangan dalam diskusi. Tetapi ketika sudah berhadapan dengan
anak-anak, hendaknya anda berdua memberikan perlakuan dan haknya sama: keduanya
diterima, dicintai dan dipercaya dan diperlakukan sama.
Pola asuh dan gaya didik orangtua yang cenderung membeda-bedakan
akan memberikan ‘labeling’ terhadap anak. Hal tersebut akan berdampak jauh dan
mendalam sekali dalam diri anak bahwa dia dibedakan, sehingga muncul rasa
kurang percaya diri, menghindar dari lingkungan dan membentuk konsep diri yang
negatif. Maka sebelum terlambat, orangtua perlu menyamakan persepsi bahwa
anak-anak anda, entah adopsi atau kandung, adalah benar-benar anda Anda.
Anda
telah menjadi saluran berkat bagi anak-anak Anda dengan membangun suasana
persaudaraan dalam hidup dan pergaulannya, tanpa membeda-bedakan orang atau
latarbelakangnya. Semoga dan Berkah Dalem!
Tidak ada komentar