Mulai Sekarang, Akulah yang Mengatur Hidupmu
Yohanes Handoko
Mulai
Sekarang, Akulah yang Mengatur Hidupmu
Hari itu sepertinya aku sadar terbaring di salah satu bed
ICU sebuah
rumah sakit ternama Kota Semarang. Tiba-tiba saja ada beberapa sosok hitam mengelilingiku. Mereka menawarkan sekerat roti. Aku
menerimanya. Namun segera kubuang roti itu.
Tiba-tiba saja muncul dua sosok putih berkilauan
mendekatiku. Aku paham betul tentang sosok itu, seperti yang kukenal dalam
gambar-gambar rohani. Ya, aku yakin sosok itu Yesus dan Bunda Maria. Aku pun
mendengar dengan jelas suara yang berkata, ‘Mulai sekarang, Akulah yang
mengatur hidupmu ....‘ Dan ketika mataku
berkedip,
dua sosok itu hilang dari pandanganku.
Umat
Paroki St Maria Fatima Banyumanik, Semarang, ini pun harus ditangani di ruang
ICU. Di saat itulah ia mengalami perjumpaan dengan Yesus dan Bunda Maria. Dalam
perjumpaan ini ia mengalami suasana damai yang tak terlukiskan. “Serasa seperti
rasul Petrus, Yakobus dan Yohanes yang bertemu Yesus, Musa, dan Elia di gunung
Tabor. Ketika itu wajah Yesus bercahaya penuh kemuliaan,” ungkapnya merujuk
peristiwa dalam Injil Mateus (Mat 17:1-12).
Peristiwa
rohani itu dialaminya ketika raganya terlelap dalam tidur. Saat terbangun di
pagi hari, seorang perawat menyapanya, “Bapak nyenyak sekali tidurnya.” Handoko
sangat yakin dan percaya bahwa sesaat sebelumnya ia mengalami perjumpaan nyata
dengan Yesus.
Pengalaman
rohani itu sangat diteguhkan oleh pesan seorang imam yang memiliki ‘kelebihan’.
Pesan itu disampaikan rama kepada isterinya. Namun pesan tersebut baru
disampaikan sang isteri ketika Handoko sudah pulih dan istirahat di rumah.
“Perjumpaan
dengan Yesus ini merupakan peristiwa penting dalam hidup saya. Pesan Yesus,
‘Mulai sekarang, Akulah yang mengatur hidupmu’, merupakan perintah Yesus bagi
saya untuk menyerahkan seluruh hidup saya kepada penyelenggaraan-Nya. Karena
selama ini meskipun sudah sering ikut pelayanan, saya masih sering menggerutu,
belum bisa pasrah kepada Tuhan,” aku aktivis Komunitas Sejati Katolik ini.
Bagi
Handoko, hidupnya yang sekarang merupakan anugerah atau bonus dari Tuhan.
Karena menurut dokter, dengan keterlambatan 24 jam penanganan sebetulnya sudah
tak ada harapan. “Namun, Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk ikut
mewartakan kasih-Nya,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Dan
sebagai langkah nyata syukurnya, Handoko tiada henti membagikan pengalaman
rohani ini kepada siapa saja. Lewat sharing rohani inilah, ia ingin bersaksi
bahwa Yesus itu sungguh nyata dan begitu hidup.
Kini
Handoko tampak lebih sehat. Hari-harinya jalani dengan kegembiraan dan
sukacita. Dan bersama Bunda Maria, ia pun berseru, “Aku ini hamba Tuhan!” #
Elwin
No comments